Selasa, 10 September 2019

Pembeli Cerdas Jaman Now, Kuy Cek Klik Aja Dulu !

Pada generasi jaman now dunia maya banyak dimunculkan informasi dan broadcast palsu lebih dikenal dengan “HOAX”. Apalagi jaman sekarang Informasi bohong mudah dipublikasikan sehingga orang – orang mudah percaya.















Sumber : https://www.kominfo.go.id/content/detail/16323/hoaks-ikatan-dokter-indonesia-idi-menginformasikan-sedang-ada-wabah-pengerasan-otak/0/laporan_isu_hoaks

Berita bohong tentang produk makanan dan minuman akan mudah sekali disebarkan. Apalagi berita bohong ini semakin menyakinkan ketika membawa sebuah instansi pemerintahan. Meskipun banyak instansi pemerintahan (BPOM, IDI dan Kominfo) berlomba - lomba membuat klarifikasi, tetapi masyarakat sudah terlanjur percaya dengan berita bohong yang didapatkan.
















Sumber : http://www.idionline.org/press-release/rumor-bahaya-aspartam-bukan-statement-idi/

Sebagai konsumen jaman now, kita seharusnya lebih cerdas dalam memilih produk yang aman. Sudah selayaknya memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap produk yang akan dikonsumsi. Konsumen perlu melakukan 4C, yaitu CEK KEMASAN, CEK LABEL, CEK IZIN EDAR, CEK KADALUARSA.

LEBIH DEKAT DENGAN Cek KLIK Yuk!

Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh konsumen cerdas jaman now, Cek KLIK merupakan program BPOM untuk memberikan informasi produk terhadap konsumen. 


1.   Cek KEMASAN : Sebagai konsumen cerdas harus memastikan kemasan tidak rusak, penyok atau sobek maka kita bisa pastikan makanan atau minuman itu aman untuk dikonsumsi.

2.  Cek LABEL : Menurut UU No 18 tahun 2002 harus mencantumkan nama produk, daftar bahan yang digunakan, berat bersih, atau isi bersih, nama atau alamat pihak yang memproduksi produk, Informasi Halal, tanggal produksi, tanggal, bulan dan tahun kadaluwarsa, nomer izin edar bagi pangan olahan, dan asal usul pangan tertentu.

3. Cek IZIN EDAR : Sebagai konsumen cerdas kita harus pastikan produk yang akan kita beli memiliki izin edar yang resmi dari BPOM atau instansi terkait lainnya.

4. Cek KADALUARSA : Sebagai konsumen yang cerdas hal ini sangat penting. Sebelum membeli produk makanan atau minuman kita harus memeriksa tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa dari produk. 

Cara Mudah Melakukan Cek Izin Edar !

1.  Download aplikasi BPOM Mobile di playstore.











2. Buka applikasi BPOM Mobile, kemudian KLIK Cek Produk.










3. Scan Barcode BPOM, jangan barcode produk.








4. Produk yang telah terdaftar maka akan muncul informasi produk.








Masih percaya kalau produk yang menggandung aspartam berbahaya? 
GENERASI JAMAN NOW, KUY Cek KLIK Aja Dulu Sebelum Belanja !

#BelanjaAman #AyoCekKLIK











Rabu, 25 Oktober 2017

Pentingnya Produktivitas didalam perusahaan


Produktivitas merupakan masalah yang telah menjadi perhatian oleh berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, perhimpunan pengusaha dan serikat pekerja serta lembaga sosial lainnya. Produktivitas pada dasarnya sangat kompleks dan karena melibatkan konsep baik teknis maupun manajerial. Oleh karena itu, membahas masalah produktivitas di semua tingkatan adalah secara umum, karena menyangkut hubungan langsung antara produktivitas dan standar hidup manusia. Maka semakin berbeda tujuan dari individu, lembaga dan institusi, maka semakin berbeda pula dalam pendefinisian tentang produktivitas.

Konsep produktivitas juga terkait dengan kualitas (output, input dan proses itu sendiri). Sebuah elemen kunci penting yaitu berkaitan dengan kualitas tenaga kerja, manajemen dan Kondisi kerja dan secara umum telah diakui bahwa peningkatan kualitas hidup pekerja dan peningkatan produktivitas cenderung berjalan seiring.

 
Produktivitas dapat dianggap sebagai suatu ukuran yang komprehensif tentang bagaimana organisasi dapat memenuhi kriteria berikut ini :

1.      Tujuan: Sejauh mana produktivitas dapat tercapai.

2.      Efisiensi: Seberapa efektif sumber daya yang digunakan yaitu dengan melakukan hal yang benar (Doing things right).

3.      Efektivitas: Hal apa yang telah dicapai dibandingkan dengan apa yang mungkin dicapai dengan melakukan hal yang benar (Doing the right things).

4.      Komparatif: Bagaimana kinerja produktivitas dicatat dari waktu ke waktu.

Sumber produktivitas kerja adalah manusia sebagai tenaga kerja, baik secara individual maupun secara kelompok, yang sepenuhnya terarah pada upaya mencari cara yang memungkinkan manusia meningkatkan produktivitasnya dalam bekerja, terutama berkenaan dengan peningkatan kualitas dalam melaksanakan pekerjaannya. Sumber produktivitas kerja tersebut adalah:

1. Penggunaan pikiran

Produktivitas kerja dikatakan tinggi jika untuk memperoleh hasil yang maksimal dipergunakan cara kerja yang paling mudah, dalam arti tidak memerlukan banyak pikiran yang rumit dan sulit

2. Penggunaan tenaga jasmani/fisik

Produktivitas kerja dikatakan tinggi bilamana dalam mengerjakan sesuatu diperoleh hasil yang jumlahnya terbanyak dan mutunya terbaik.

3. Penggunaan waktu

Produktivitas dari segi waktu, berkenaan dengan cepat atau lambatnya mencapai suatu hasil dalam bekerja.

4. Penggunaan ruangan

Suatu pekerjaan dikatakan produktif bila menggunakan ruang yang luasnya wajar, sehingga tidak memerlukan mobilitas yang jauh.

5. Penggunaan material/bahan dan uang

Suatu pekerjaan dikatakan produktif, jika penggunaan material/bahan baku dan peralatan lainnya tidak terlalu banyak yang terbuang dan harganya tidak terlalu mahal, tanpa mengurangi mutu hasil yang dicapai, dan pekerjaan tersebut dikatakan hemat.

International Labour Organization (ILO), mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitunga antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung, sumber- sumber itu berupa:

1. Tanah
2. Bahan baku dan bahan pembantu

3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4. Tenaga kerja manusia.
Prinsip-prinsip produktivitas kerja adalah sebagai berikut:

1. Apabila input turun, output tetap maka produktivitas meningkat.
2. Apabila input turun, output naik maka produktivitas meningkat.
3. Apabila input tetap, output naik maka produktivitas naik
4.   Apabila input naik, output naik dimana jumlah kenaikan output lebih besar dari kenaikan input.
5. Apabila input turun, output turun dimana turunnya output lebih kecil dari turunya input

faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, yaitu:

a. Pelatihan

Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan ketrampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu, latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkapakan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan latihan berarti para karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat, serta dapat memperkecil atau meninggalkan kesalahan-kesalahanyang pernah dilakukan.

b. Mental dan kemampuan fisik karyawan

Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan

c. Hubungan antara atasan dan bawahan

Hubunganantara atasan dan bawahan akan memengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauhmana bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalin- menjalin telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja. Dengan demikian jika karyawan diperlakukan secara baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik pula dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat disimpulkan menjadi dua golongan yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik individu dan motivasi.
b. Faktor yang ada diluar individu, yaitu kondisi fisik seperti suara, penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi, lingkungan sosial dan keluarga.

Sedangkan faktor –faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja yaitu tinggi rendahnya tingkat produktivitas karyawan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut adalah:

1. Adanya etos kerja yang merupakan sikap hidup yang bersedia bekerja keras demi masa depan yang lebih baik, semangat untuk

mampu menolong dirinya sendiri, berpola hidup sederhana, mampu bekerja sama dengan sesame manusia dan mampu berfikir maju dan kreatif.
2. Mengembangkan sikap hidup disiplin terhadap waktu dan dirinya sendiri dalam arti mampu melaksanakan pengendalian terhadap peraturan, disiplin terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai manusia.

3. Motivasi dan orientasi kemasa depan yang lebih baik, bekerja dengan produktif oleh dorongan atau motivasi untuk mencapai masa depan yang lebih baik.

Faktor-faktor yang menyebabkan turunnya produktivitas kerja antara lain:

1. Menurunnya presensi

Menurunnya tingkat presensi tanpa diketahui sebelumnya oleh pimpinan perusahaan dapat mengganggu pelaksanaan program kerja, apabila sejumlah karyawan terlihat dalam mata rantai tidak hadir, pekerjaan selanjutnya tidak akan dapat berlangsung. Jika demikian perusahaan akan menanggung kerugian yang sesungguhnya dapat dihindarkan dengan mencegah terjadinya penurunan presensi.

2. Meningkatkan Labour Turnover (perpindahan buruh tinggi)

Apabila karyawan tidak memperoleh kepuasan sebagaimana yang diharapkan maka akan menunjukkan langkah awal dari keinginan karyawan yang bersangkutan untuk pindah ke perusahaan lain yang diharapkan dapat memberikan fasilitas yang lebih baik, dimana hal itu akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.

3. Meningkatnya kerusakan

Apabila karyawan menunjukaan keengganan untuk melengkapi pekerjaan karena adanya suatu ketimpangan antara harapan dan kenyataan, maka ketelitian dan rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja cenderung menurun, salah satu akibatnya adalah sering terjadi kesalahan dalam melakukan pekerjaan yang akhirnya menyebabkan kerusakan yang melebihi batas normal.

4. Timbulnya kegelisahan, tuntutan dan pemogokan.

Faktor yang sangat diingini oleh para pekerja tetap untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka, yakni:

1. Pekerjaan yang menarik

Hal ini dilakukan agar mendapatkan suatu hasil yang lebih memuaskan. Jadi rasa senang dengan suatu pekerjaan juga merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu dari hasil produksi.

2. Upah yang baik

Terpenuhinya upah yang baik atau dengan kata lain upah yang tak ditangguh-tangguhkan oleh para manajer/pimpinan, maka rasa kecukupan untuk memenuhi kebutuhan hidup baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya akan semakin terasa. Selain itu ia akan merasa dibutuhkan oleh perusahaan, dan ia membutuhkan pekerjaan itu, sehingga ada rasa timbale balik yang selaras.

3. Keamana dan perlindungan dalam pekerjaan

Terpenuhinya jaminan atas pekerjaan, maka dalam bekerja tidak aka nada lagi perasaan was-was atau ragu-ragu.

4. Penghayatan atas maksud dan makna pekerjaan

Bila seorang pekerja tetap telah tahu kegunaan dari pekerjaannya bagi umum, dan juga tahu betpa sangat pentingnya pekerjaan dia, maka dalam mengerjakan pekerjaannya, si pekerja tadi akan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya.

5. Lingkungan atau suasana kerja yang baik

Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula pada segala pihak, baik pada para pekerja, pimpinan ataupun pada hasil pekerjaanya.

6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan.

Membawa promosi perusahaan dan menjaga citra perusahaan agar tetap baik di mata masyarakat.
7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi

Para manajer hendaknya menanamkan rasa/sifat yang demikian terhadap bawahannya agar perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan lebih baik.

8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi

Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan bawahannya sampai pada urusan pribadinya. Dengan demikian para pekerja merasakan bahwa dirinya diberi perhatian besar oleh pimpinannya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi melalui pendekatan secara kekeluargaan atau dari hati ke hati antara pimpinan dan bawahan.

9. Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja

Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja merupakan juga dasar rasa kepercayaan pekerja terhadap perusahaan dimana dia bekerja.

10. Disiplin kerja yang keras.

Dengan demikian upaya dalam peningkatan produktivitas kerja perusahaan harus dimulai dari produktivitas individu (karyawan) yang ada dalam perusahaan itu, dan hal ini dapat dilakukan dengan cara memotivasi diri, melalui dorongan diri dalam diri sendiri maupun dalam luar individu (eksternal). Dalam hal ini, karyawan yang produktif tersbut mau menerima ide-ide atau saran-saran yang dianggap lebih baik dari diri orang lain, dan dapat menggunakan waktu secara efektif dan efisien dalam menyelesaikan semua tugas-tugasnya.

Produktivitas kerja karyawan memiliki pengaruh pada tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Maka dari itu setiap perusahaan harus melakukan pengukuran pada produktivitas kerja karyawan.

Pengukuran produktivitas kerja perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Kuantitas, yaitu jumlah yang harus diselesaikan

Pengukuran kuantitatif melibatkan perhitungan dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah keluaran (output) yang dihasilkan.

b. Kualitas, yaitu mutu yang dihasilkan

Pengukuran kualitatif keluaran (output) menceriminkan “tingkat kepuasan”, yaitu seberapa baik penyelesaian dari suatu pekerjaan.

c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang telah direncanakan

Pengukuran ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari pengukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan.

Produktivitas kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tertentu dari seorang tenaga kerja.

Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja yang dapat diukur adalah:

1. Penggunaan waktu

Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan melalui:

a. Kecepatan waktu kerja
b. Penghematan waktu kerja

c. Kedisiplinan waktu kerja
d. Tingkat absesnsi

2. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan.

Pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu:

1. Perbandingan –perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun hanya mengetengahkan apakah meningkat atau berkurang serta peningkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses)dengan lainnya.

3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab memuaskan perhatian pada sasaran/tujuan.

Produktivitas kerja dapat digambarkan dengan rumusan sebagai berikut:
Produktivitas Tenaga Kerja = Hasil Sebenarnya/Total Hari Kerja Sebelumnya 

Keterangan:

1. Hasil sebenarnya adalah hasil actual per periode tertentu
2. Total hari kerja sebenarnya adalah merupakan hasil perkalian antara jumlah karyawan pada suatu priode tertentu dengan hari kerja aktif dalam priode yang bersangkutan.

Tujuan diadakannnya pengukuran produktivitas adalah untuk membandingkan hasil:

1. Pertambahan produksi dari waktu ke waktu
2. Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu

3. Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu
4. Jumlah hasil sendiri dengan orang lain

5. Komponen prestasi sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain.

Pengukuran produktivitas ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengetahui produktivitas kerja sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Dengan adanya pengukuran produktivitas dapat diketahui produktivitasnya menurun atau meningkat untuk selanjutnya perusahaan menentukan kebijakan yang tepat apabila produktivitasnya menurun maupun memberikan penghargaan apabila produktivitasnya meningkat secara intensif.

Rabu, 20 September 2017

PDCA (Plan, Do, Check,and Act)

👀 

Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya. Dengan demikian, industri merupakan bagiaan dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan peridustrian.

Salah satu aktifitas dalam menciptakan kualitas agar sesuai standar adalah dengan menerapkan sistem pengendalian kualitas yang tepat, mempunyai tujuan dan tahapan yang jelas, serta memberikan inovasi dalam melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah-masalah. Standar tentang sistem manajemen mutu yang diterapkan baik oleh hampir seluruh jenis usaha dan rumah sakit umum maupun rumah sakit swasta adalah ISO 9001:2008, dimana penerapannya mengedepankan pada pola proses bisnis yang terjadi dalam organisasi perusahaan, untuk meningkatkan mutu produk dan jasa/pelayanan sehingga mampu meningkatkan mutu dan kinerja organisasi secara berkesinambungan untuk memuaskan pelanggan. Sistem ISO 9001:2008 ini fokus pada efektivitas dan proses perbaikan yang berkelanjutan dengan menggunakan pola pikir PDCA (Plan-Do-Check-Act). Dimana dalam PDCA, setiap proses dilakukan dengan perencanaan yang matang, implementasi yang terukur dan jelas, dilakukan evaluasi dan analisis data yang akurat, serta tindakan perbaikan yang sesuai dengan monitoring pelaksanaannya agar benar-benar bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di organisasi.


Kunci kesuksesan sistem PDCA adalah komitmen awal dari suatu organisasi, karena disinilah tempat fungsi perencanaan aktivitas yang akan dilaksanakan yang merupakan deskripsi pekerjaan dan tugas yang akan dilaksanakan oleh orang yang menduduki jabatan di divisi suatu perusahaan tersebut. Pada faktanya suatu organisasi perlu membentuk suatu system dan peranan masing - masing anggota, oleh karena itu ada yg bertanggung jawab pada perannya masing - masing. Hal ini perlu dicatat dalam bentuk dokumen untuk memudahkan dalam mengidentifikasi aktivitas yang telah dilakukan. Tentu wewenang dan tanggungjawab dari tiap divisi tidaklah sama, masing-masing sesuai dengan kedudukannya, karena itulah, dalam merumuskannya perlu dipertimbangkan dengan baik. Artinya, wewenang dan tanggungjawab tersebut bukan sekedar kumpulan semua aktivitas yang harus dijalankan namun tetap perlu diharmonisasikan atau diseimbangkan.Jangan sampai wewenang dan tanggungjawab ini terlalu berat untuk dijalankan atau tidak dapat dijalankan karena tidak sesuai dengan fungsinya.

Beberapa industri menerapkan siklus PDCA untuk memecahkan masalah secara permanen dan mencapai keadaan tujuan akhir. PDCA
untuk memverifikasi kelayakan gagasan yang diajukan merupakan peningkatan secara bertahap atau terobosan.

PDCA digunakan pada saat :
  1. Membuat sedikit perubahan pada sebuah proses.
  2. Solusi dari masalah dapat ditelusuri.

Keuntungan dalam penerapan sistem PDCA :
  1. Mendorong untuk memecahkan masalah dan menerapkan solusinya.
  2. Memastikan bahwa suatu industri merencanakan, menguji dan menggabungkan umpan balik sebelum memulai penerapan skala penuh. Ini membawa sebuah industri lebih dekat ke tujuan yang industri capai, seiring dengan hal tersebut pengetahuanpun meningkat:
        • Dari pemecahan masalah.

        • Dari kegagalan.

        • Dari umpan balik yang diterima.

3.      Meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada suatu organisasi.

4.      Membantu mencapai sistem yang lebih terintegrasi dan terpadu.

PLAN : 
  • Tim memilih masalah yang harus dipecahkan (atau proses untuk diperbaiki).
  •  Masalah dan sasaran harus diidentifikasi dengan jelas.
  •  Situasi (kejadian) setiap saat harus melakukan analisis.
  •  Alternatif solusi diidentifikasi, dipilih dan diterapkan.

DO :
  • Solusi yang diputuskan harus diuji secara skala kecil.
  • Melakukan pengumpulan data untuk analisis selanjutnya.
  • Ini memastikan solusinya diuji secara tepat dan manfaatnya divalidasi sebelum melakukan implementasi penuh.

Check :
  • Melibatkan analisis data yang dikumpulkan dan membandingkan hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan.
  • Memungkinkan mengevaluasi seberapa baik solusi bekerja.
  • Memungkinkan mendiskusikan apakah perbaikan lebih lanjut mungkin dilakukan.
  • Berkonsentrasi dengan mengidentifikasi masalah tak terduga, penyebab, mengumpulkan dan meringkasnya sebagai pembelajaran kunci.
Act  :
      • Melibatkan diri pada reaksi umpan balik dan pelajaran yang diambil dan menerapkan solusinya.

      • PDCA ini berkaitan dengan:
    • Standardisasi.
    • Mendokumentasikan.
    • Mempertahankan proses perbaikan.
    • Mengintegrasikannya ke dalam sistem organisasi.

Kapan PDCA dapat diterapkan pada suatu industri ?
Siklus PDCA dapat digunakan dalam berbagai situasi:

• Saat merencanakan untuk mengubah pemasok produk atau layanan.

• Saat mencoba menerapkan program k3 baru di dalam fasilitas.

• Ketika sebuah tim desain merencanakan pengembangan produk baru. 

• Saat merencanakan untuk melakukan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tertentu.

DAFTAR REFERENSI

Ilham, Muhammad Nur, Skripsi: Analisis Pengendalian Kualitas Produk Dengan Menggunakan Statistical Processing Control (SPC) Pada PT. Bosowa Media Grafika, 2012.

Tim Referensi Manajemen Kualitas, Konsep Plan-Do-Check-Act, 2008 dalam https://sites.google.com/site/kelolakualitas diakses pada 9 September 2017.

Pembeli Cerdas Jaman Now, Kuy Cek Klik Aja Dulu !

Pada generasi jaman now dunia maya banyak dimunculkan informasi dan broadcast palsu lebih dikenal dengan “ HOAX ”. Apalagi jaman sekarang In...